Gambar 1. Virus HIV Diamati Pada Mikroskop Elektron (Sumber: The Scientist)
Ketika proses perbanyakan (replikasi) virus berlangsung dalam tubuh inang, HIV sebenarnya dapat dideteksi oleh sel imun kita dan sel imun akan menghancurkannya dengan respon alami. Namun, masalahnya virus HIV berbeda dengan virus lain. HIV ini memiliki fase laten (fase diam namun masih berkembangbiak di dalam sel) yang mana fase ini menyebabkan sel imun kesulitan mendeteksi HIV di dalam tubuh. Karena pada fase ini virus tidak keluar dari dalam sel inang melainkan tinggal di dalam.
Selama fase laten, HIV bersembunyi di dalam sel ada yang berkamuflase seperti bagian sel itu sendiri (membentuk viral reservoir) atau materi genetik HIV bergabung dengan sel. Sel yang menjadi inang HIV adalah jenis sel imun T-CD4+, obat antiretroviral yang saat ini sudah ditemukan hanya bisa menjangkau HIV ketika dia sudah terdeteksi oleh sel imun.
Namun masalahnya hingga saat ini belum ada penanganan khusus atau obat yang bekerja untuk menghancurkan HIV ketika dia sedang fase laten. Para ilmuwan saat ini berusaha mengembangkan agen terapi gen untuk menghancurkan HIV ketika dia sedang fase laten misalnya teknologi rekayasa sel imun atau disebut CAR T-cell. Cara kerja teknologi tersebut yaitu dengan meningkatkan kemampuan sel imun untuk mengenali sel yang di dalamnya memiliki HIV dengan fase laten.
Itulah mekanisme yang dilakukan HIV agar sulit dihancurkan oleh sel imun. Semoga bermanfaat!
Tanya-tanya? DM ke IG @violthebiologist
Penulis
Viol Dhea Kharisma, S.Si., M.Si
(Content Creator & Peneliti Biologi)
Follow Instagram @violthebiologist
Follow Facebook Viol The Biologist
Follow TikTok @violthebiologist
Bahan Bacaan:
Chen J dkk. 2022. The reservoir of latent HIV. Front Cell Infect Microbiol. 28;12:945956.
Li S dkk. 2023. Targeting the HIV reservoir: chimeric antigen receptor therapy for HIV cure. Chin Med J (Engl). 20;136(22):2658-2667.
Mu W dkk. 2020. Engineering CAR T Cells to Target the HIV Reservoir. Front Cell Infect Microbiol.13; 10:410.
Posting Komentar