Selama wabah virus Zika (ZIKV) di Brazil yang diamati dan meningkat sejak beberapa tahun yang lalu, dilaporkan banyak kasus penyakit microcephaly yang menjangkiti bayi baru lahir. Disana tidak terdapat vaksin atau obat yang resmi serta efektif untuk penanganan dan pencegahan infeksi virus tersebut. EGCG adalah polifenol dalam teh hijau yang mempunyai aktivitas antivirus di semua virus. Mengingat kebutuhan untuk pengembangan obat ZIKV strain Brazil jadi dalam artikel ini kami akan membahas penelitian pertama yang mendemostrasikan pengaruh EGCG pada infeksi ZIKV yang mengindikasikan kemungkinan senyawa tersebut dapat digunakan untuk pengobatan infeksi dari virus Zika. ZIKV merupakan agen penyebab utama demam Zika yang teridentifikasi pertama kali di Uganda sekitar tahun 1947, dalam hutan dengan nama yang sama (Zika). Sejak awal telah terdeteksi penyebarannya yaitu di daerah Asia Tenggara dan Sahara Afrika. Pada tahun 2007, merupakan wabah pertama virus Zika (Gambar 1), yang dilaporkan pada negara Mikronesia, di French Polynesia dan Easter Island.
Gambar 2. Partikel virus Zika (orens) diamati pada mikroskop elektron
Epigallocatechin gallate (EGCG), adalah polifenol dalam jumlah besar terdapat dalam teh hijau yang menunjukkan kemampuan intensif sebagai antivirus untuk berbagai macam virus, yang melibatkan human immunodeficiency virus (HIV), herpes simplex virus (HSV), influenza virus (FLU) dan hepatitis C virus (HCV). Penelitian sebelumnya mendemonstrasikan bagaimana peranan senyawa EGCG menghambat fase viral entry saat virus menginfeksi sel inang. Lebih jauh lagi penggunaan obat ini lebih aman ketika diberikan pada semua orang. Artikel ilmiah yang dirujuk menggunakan sampel sel kultur yaitu Vero E6 sebagai host dari virus Zika. Jadi berdasarkan beberapa penjelasan fakta telah dipaparkan sebelumnya yang melibatkan aktivitas antivirus untuk berbagai jenis virus seperti HVC, virus tersebut masih berada dibawah keluarga yang sama dengan ZIKV, maka diperlukan pengembangan obat antivirus ZIKV baru untuk menghambat fase viral entry ketika menginfeksi sel Vero E6.
Penelitian ini menggunakan strain ZIKV MR766 yang dominan merupakan penyebab utama wabah di Brazil, hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian senyawa EGCG dengan konsentrasi rendah sekitar 5 μM mempunyai daya hambat yang kurang terhadap fase viral entry, namun kemampuan antivirus terlihat ketika pemberian EGCG dengan konsentrasi 25 μM, sekitar 85% virus strain MR766 dapat dihambat sehingga tidak mengalami fase viral entry. Hasil tersebut menunjukkan bahwa senyawa memang secara langsung menghambat partikel virus, dengan mencegahnya berikatan pada sel target. Beberapa hasil serupa yang dilakukan oleh peneliti lain ketika mereka mengamati obat anti HCV namun tidak tergolong famili Flaviviridae, seperti yellow fever virus (YFV), bovine diarrhea (BVDV) dan Sindbis virus (SINV) yang tidak bisa dihambat oleh EGCG. Disamping HCV, EGCG juga didemonstrasikan aktivitasnya untuk melawan infeksi HIV dalam sel host dan pada kasus tersebut diungkapkan bahwa senyawa tersebut memiliki kemampuan untuk menghancurkan fosfolipid envelop melalui ketidakstabilan virion sehingga mampu memicu kehancuran virus. Meskipun tergolong senyawa alam, suatu penelitian menunjukkan bahwa EGCG konsentrasi tinggi dapat menjadi toksik terhadap kebanyakan sel. Pada penelitian ini juga mendapatkan data konsentrasi toksik EGCG yaitu sekitar 200 μM dengan ditandai penurunan jumlah sel.
Suatu penelitian menjelaskan bahwa EGCG (Gambar 3), dapat menghambat reseptor virus yang digunakan untuk proses penempelan ke sel target, dalam kasus HIV dimana obat berikatan pada CD4 yang diekspresikan pada sel T dan menghambat virus untuk berikatan pada site tersebut, sehingga terjadi blocking infkesi virus. Jadi kesimpulannya adalah dalam penelitian ini dapat mendemonstrasikan bahwa EGCG merupakan senyawa alam yang dapat ditemukan dalam banyak tumbuhn, khususnya pada teh hijau dan secara in vitro menghambat ZIKV masuk ke dalam sel host. Mekanisme obatnya yaitu menghambat pada lipid pada envelop virus melalui interaksi langsung sehingga berikutnya menghasilkan efek penghancuran pada partikel virus ZIKV.
Gambar 3. Struktur 3D senyawa EGCG berikatan dengan protein target
Tanya-tanya? DM ke IG @violthebiologist
Penulis
Viol Dhea Kharisma, S.Si., M.Si
(Content Creator & Peneliti Biologi)
Follow Instagram @violthebiologist
Follow Facebook Viol The Biologist
Follow TikTok @violthescientist
Bahan Bacaan:
Bruno, C.M., B.N. Mariana, B.S.C. Ana, & N.L. Mauricio. 2016. The green tea molecule EGCG inhibits Zika virus entry. J. Virol. 496: 215-218.
Posting Komentar