Ketika SARS-CoV-2 yang merupakan virus penyebab COVID-19 menginfeksi sel manusia, virus tersebut dengan cepat mulai melakukan replikasi atau perbanyakan diri kemudian mengambil alih proses metabolisme sel yang terinfeksi. Sel yang terinfeksi tersebut dapat menjadi pabrik produksi virus baru.
Salah satu kekurangan dalam pandemi ini adalah ketersediaan obat yang berperan untuk penghancur virus ungkap salah satu peneliti, beberapa usaha yang dilakukan peneliti dalam penemuan obat baru yaitu kegiatan drug repurposing atau menguji kembali obat antivirus yang telah ditemukan agar mengetahui kemanjuran dalam penanganan infeksi virus baru.
Pastinya ketika dilakukan drug repurposing peneliti akan mempelajari juga jalur infeksi (infection pathway) yang dilakukan virus target ketika menginfeksi sel inang, jalur ini berperan untuk metabolisme virus dalam sel, nah jadi penghambatan jalur metabolisme utama virus dalam sel adalah strategi baru untuk penanganan pasien di awal waktu infeksi virus berlangsung.
Jadi untuk mengidentifikasi jalur metabolisme mana yang menjadi target, para peneliti memperoleh sampel virus kemudian menumbuhkannya melalui media kultur sel pada laboratorium dengan fasilitas yang sangat ketat atau disebut BSL-3. Peneliti menggunakan metode kromatografi mass spectrometry (MS) untuk identifikasi sumber daya apa yang dikonsumsi dan diproduksi oleh sel sehat dan sel yang terinfeksi.
Identifikasi jenis asam amino dan ribuan senyawa metabolit yang diproduksi oleh sel, para peneliti mengamati bahwa sel yang terinfeksi telah menghabiskan simpanan molekul glukosa dan folat. Mereka menunjukkan bahwa virus SARS-CoV-2 memanfaatkan metabolisme folat untuk menyusun basa purin, yang mana molekul tersebut digunakan untuk perakitan gugus DNA dan RNA, kemudian peneliti menyimpulkan bahwa bahwa virus tersebut menggunakan jalur folat (1-karbon) yang diaktifkan secara berlebih untuk kepentingan replikasi atau perbanyakan virus tersebut.
Gambar 1. Struktur virion SARS-CoV-2 (Hokkaido University)
Jadi kedepannya, diperlukan skrining atau pengujian beberapa kandidat obat SARS-CoV-2 untuk memblokir jalur metabolisme folat agar virus tidak dapat melakukan perakitan. Memang kebanyakan antivirus jenis obat atau senyawa kimia bekerja melalui aktivitas penghambat protein target dalam virus, protein tersebut dalam kondisi normal dapat digunakan untuk melakukan aktivitas metabolisme tertentu yang menguntungkan virus tersebut, alhasil peneliti menggunakan protein itu untuk pengembangan agen terapi terbaru.
Tanya-tanya? DM ke IG @violthebiologist
Penulis
Viol Dhea Kharisma, S.Si., M.Si
(Content Creator & Peneliti Biologi)
Follow Instagram @violthebiologist
Follow Facebook Viol The Biologist
Follow TikTok @violthescientist
Bahan Bacaan:
Yuchen Zhang, Rui Guo, Sharon H. Kim, Hardik Shah, Shuting Zhang, Jin Hua Liang, Ying Fang, Matteo Gentili, Colin N. O’ Leary, Steven J. Elledge, Deborah T. Hung, Vamsi K. Mootha, Benjamin E. Gewurz. SARS-CoV-2 hijacks folate and one-carbon metabolism for viral replication. Nature Communications, 2021; 12 (1) DOI: 10.1038/s41467-021-21903-z
Posting Komentar